Bojonegoro | Matajawatimur.com – Nyadran atau Sedekah Bumi adalah bentuk rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa atas rizki yang telah diberikan berupa sandang, pangan dan papan kepada masyarakat. Tradisi Sedekah Bumi selalu dilaksakan oleh semua masyarakat Desa kepoh kidul setiap tahun, karena sudah menjadi tradisi serta adat desa.
Tujuan mengadakan tradisi Nyadran adalah untuk mengirim doa kepada leluhur, agar masyarakat yang masih hidup senantiasa diberi kehidupan yang aman dan tentram, biasa di sebut GEMAH RIPAH LOHJINAWI.
Sejak pandemi covid – 19 menerpa bangsa, hari ini adalah pertama kalinya Kegiatan nyadran dilakukan warga desa kepoh kidul Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Dengan mengambil tema “Kita Tingkatkan Rasa Persatuan dan Kerukunan Warga menuju Masyarakat yang Mandiri dan Sejahtera”.
Pantauan dilokasi, warga masyarakat berbondong – bondong datang ke makam dusun untuk tahlil dan do’a bersama, kemudian di lanjutkan dengan hiburan langen tayub MARGO LARAS pimpinan Ratno, dari wilayah kecamatan bluluk, Kabupaten lamongan. yang berlangsung di halaman rumah kepala desa kepoh kidul, Kedungadem. Minggu (03/07/2022).
Samudi, dalam sambutanya mengatakan, sedekah bumi merupakan salah satu cara rasa syukur seluruh masyarakat, yang telah diberikan rejeki, kesehatan lahir maupun batin oleh Allah,serta Nguri-nguri budaya nenek moyang kita,yang dari dulu mewariskan adat budaya sedekah bumi ini.
Pria berkepala plontos ini mengungkapkan bahwa dirinya terpilih kepala desa atas dukungan dan suara masyarakat. Maka, dari itu dirinya harus mengikuti keinginan warga.
” Saya di pilih menjadi kades dari masyarakat dan harus bisa menuruti apa mintanya masyarakat. Termasuk, adanya hiburan langen tayub. Karena, masyarakat desa kepoh kidul kebanyakan suka dengan langen tayub.” ungkapnya.
Ia berharap acara sedekah bumi yang dilaksanakan hari ini berjalan lancar dan semua masyarakat untuk selalu menjaga kamtibmas.
”Semua masyarakat saya harap selalu menjaga kamtibmas dan tetap menjaga kerukunan. ” tegasnya penuh harap.
Masih menurut Samudi, Nilai nilai kerukunan dan kebersamaan tetap dijaga. Tetap dipelihara dan tetap dilestarikan. Jangan sampai tergerus oleh zaman.
Bukan hanya itu saja. Samudi juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada warga masyarakat desa kepoh kidul yang telah berpartisipasi baik moril maupun materiil hingga terlaksananya kegiatan sedekah bumi pada hari ini serta kehadiran orang nomor dua di Bojonegoro (Wabup).
Sementara di kesempatan yang sama, seperti di lansir dari Suarabanyuurip.com. Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Jawa Timur, Budi Irawanto, menyebutkan bahwa nyadran merupakan tradisi turun temurun dari leluhur sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh sebab itu, pria yang akrab disapa Mas Wawan ini berharap agar tradisi Nyadran ini terus dilestarikan.
“Jangan sampai tradisi adiluhung ini terkikis oleh zaman,” kata Mas Wawan saat menghadiri nyadran di Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem, Minggu (03/07/2022).
Pria asli Bojonegoro ini menambahkan, tradisi nyadran juga sebagai wadah masyarakat untuk saling bergotong royong dalam membangun desa, ikut peduli terhadap kemajuan dan kemandirian desa.
“Tentunya saya berharap, tradisi yang baik ini bisa terus dilestarikan,” imbuhnya.
Perlu diketahui, selain para tokoh dan kepala desa di luar Kepoh Kidul kegiatan tersebut di hadiri Wabup Bojonegoro Budi Irawanto.