Lamongan | Matajawatimur.com – Proyek yang bersumber dari Dana Desa (DD) sebesar Rp. 174-949-200,untuk pembangunan TPT saluran irigasi air dan dikerjakan oleh Tim Pelaksana (Timlak) Desa Ngarum,Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, diduga banyak mengurangi jenis material.
Berdasarkan temuan awak media di lapangan, terlihat di lokasi proyek untuk setiap titik kolom TPT saluran irigasi air besinya di campur besar dan kecil. Begitu juga dengan konstruksi kolom tembok penahanya, yang seharusnya di gali 25 – 30Cm namun hal ini tidak kami jumpai, hanya diapit dengan batu kumbung saja kemudian di cor.

Pertanyaannya apakah semua itu sudah sesuai dengan RAB ….?
Dan apakah semua itu sudah sesuai dengan Spesifikasi ….?
Mungkinkah kwalitasnya bangunan bisa terjamin apabila materialnya di kurangi.
Proyek yang dengan Volume/ukuran bangunan TPT saluran irigasi air di Desa Ngarum 145,60 x 0,25 x 0,90 M dan 145,60 x 0,25 x 1,40 M dengan pemanfaatan agar terpeliharanya irigasi air desa, supaya lebih kuat dan tidak mudah hancur.
Tapi kenyataan di lapangan terkesan banyak mengurangi material.Dari hasil penulusuran awak media di duga dikerjakan tidak sesuai RAB maupun spefisikasi. Padahal disebelah proyek terdapat bangunan TPT yang sudah rusak, hal ini seharusnya menjadi evaluasi agar lebih baik dari bangunan sebelahnya.
Saat awak media konfirmasi ke ibu Kepala Desa Ngarum Khusnul khotimah, beliau menanggapi
“Sebenarnya untuk besi kolom di TPT itu justru lebih kecil mas kalau yang besar itu bukan ukurannya,karena kemarin ada kekeliruan beli besi sehingga di pasang Untuk kolom.” ucapnya.
Di sini lain awakmedia juga bertanya ukuran besi tetapi ibu kades menjawab saya kurang faham mas itu ukuran besi 6 atau 8 kurang faham saya,dan saat di tanya TIMLAK nya siapa katanya orangnya lagi gak ada di rumah mas ucap orang nomer satu Desa Ngarum tersebut.
Untuk pondasi TPT saluran irigasi air awakmedia bertanya kepada kepala desa untuk batu pondasi yang di tanam berapa ibu kades beliau berucap 2 batu pondasi mas yang di tanam.
Saat awak media melakukan croscek lapangan dan bertanya pada salah satu pekerja yang tidak mau di sebutkan namanya berucap.
“Lek batu pondasi gak Ono sing di tanam mas cuman kanggo lantai dasar di cor cuman tipis mas”. (red bahasa Jawa).
Dari beberapa data dan fakta yang kami temukan dilapangan pembangunan TPT dengan anggaran Rp. 174.949.200 seharusnya bangunan ini bisa dikerjakan dengan kualitas material yang lebih baik lagi sehingga kualitasnya tembok penahan tanah ini bisa lebih baik dari tembok disebelah yang sudah rusak, Dan penggunaan material yang terkesan asal-asalan dan tidak melalui perhitungan yang matang ini disinyalir hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari kepala Desa maupun tim pelaksana.(Red)