Lamongan, Matajawatimur.com | Terjadi lagi pelaksanaan proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) saluran air di Desa Sidodowo Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan yang diduga dikerjakan asal jadi.
Dari pantauan awak media matajawatimur.com dilokasi, proyek pemasangan dasar pondasi batu kali hanya ditumpuk nancap dilumpur tidak memakai adukan pasir dan semen. Sementara pihak pekerja tidak sadar bahwa uang proyek tersebut adalah uang negara alias uang rakyat sehingga proyek yang digarap tak berkualitas,” Senin (25/09/2023).
Yang seharusnya dalam Juklak Juknis secara umum, pemasangan pondasi sebelumnya tanah harus digali terlebih dahulu lalu diberikan sasaran dan kemudian diberikan adukan pasir dan semen ditabur, selanjutnya barulah batu kali dipasang diatas adukan pasir dan semen tersebut guna batu kali dasar pondasi kuat menancap melekat pada adukan jadi kokoh dan kuat. Namun Fakta dilokasi proyek sangat miris dan berbeda dalam pengerjaannya, batu yang digunakan adalah batu kapur dan ditata tak beraturan,
Parahnya lagi, dilokasi pelaksanaan proyek pembangunan TPT saluran air tersebut tidak terpampang papan informasi proyek sehinga warga masyarakat setempat kebingungan dan bertanya tanya. Apakah pekerjaan TPT tersebut didanai dari anggaran Dana Desa (DD) atau BKKD ataukah APBD. Mungkinkah dari Aspirasi dewan? Karena proyek tersebut tidak memasang papan informasi proyek. Apakah UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) tidak berlaku di Kabupaten Lamongan?
Dilokasi proyek yang sedang berjalan, salah seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa proyek pembangunan TPT saluran air itu pekerjaan dari Pemerintah Desa.
Lain halnya dengan penuturan warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengatakan, proyek pembangunan TPT tersebut seperti nya dikerjakan asal jadi dan tanpa pengawasan dari pihak pemerintah Desa
“garapan kok ngono mas, kuat to ra ngono iku” ujarnya dalam bahasa Jawa (pengerjaan kok begitu mas, kuat apa gak ya? )
Saat kami konfirmasi ke pihak desa dan diterima oleh sekretaris desa disarankan untuk menemui langsung kepala desa, namun saat kami konfirmasi kepala desa lewat telp maupun whatsapp tidak ada respon positif dengan membalas whatsapp dari kami. (Red)