Lamongan, matajawatimur.com || Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Bulutrate Babat melakukan pemungutan liar pada konsumen yang hendak melakukan pengisian bahan bakar,Sabtu (22/02/2025).
Kronologi berawal saat awak media melakukan pengisian pada sepeda motor jenis Thunder dengan mengisi pertalite senilai 150.000, namun saat pengisian Pertalite di mesin pengisian berhenti pada angka 98.000 dan selanjutnya di isi lagi untuk yang kedua kali di angka 50.000 padahal disini awak media sudah mengatakan pengisian 150.000.

Saat menanyakan kenapa kok cuma 148.000 yang diisikan operator dengan nada keras mengatakan kalau ini sudah kebijakan spbu dan menunjukkan namanya pada baju seragam pertamina.
Praktik pungli terang-terangan seperti ini nampaknya sudah biasa dilakukan oleh operator SPBU, mereka melakukan aksi mereka kepada para pengecer yang menggunakan drum untuk kemudian dijual lagi.
Sekedar informasi Pungutan liar, atau yang sering disebut pungli, adalah praktik meminta atau mengambil sejumlah uang dari seseorang secara tidak sah. Pungli sering kali terjadi di berbagai tempat pelayanan publik, di mana masyarakat dipaksa membayar uang tambahan yang tidak resmi untuk mendapatkan layanan yang seharusnya gratis atau telah diatur biayanya oleh negara.
Di Indonesia, pungli diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, termasuk dalam KUHP dan UU Tindak Pidana Korupsi. Pemerintah telah membentuk Satgas Saber Pungli (Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar) yang bertugas memberantas praktik pungli di seluruh negeri. Meski demikian, pungli masih marak terjadi karena berbagai faktor, mulai dari lemahnya pengawasan hingga kurangnya kesadaran masyarakat.