Gresik – Matajawatimur.com – Imbas proyek pengecoran Jalan Nasional Gresik-Lamongan, Jalan Duduksampeyan di Gresik mengalami kemacetan parah. Terlebih, saat jam kerja, kepadatan kendaraan mengular hingga lebih dari 10 kilometer.
Dari pantauan di lapangan, kepadatan kendaraan dari arah Gresik menuju Lamongan terjadi mulai Desa Tebaloan-Desa Setrohadi, Duduksampeyan. Sementara dari arah sebaliknya, tumpukan kendaraan yang didominasi truk besar terjadi mulai gapura perbatasan Gresik-Lamongan hingga Desa Tebaloan.
Kemacetan pun semakin parah dengan adanya kendaraan yang melawan arus (ngeblong). Baik kendaraan besar seperi truk dan bus, nekat melawan arua karena terjebak macet selama berjam-jam.
“Tadi berangkat kerja macet, ini mau pulang juga macet. Semoga lekas selesai perbaikannya,” kata Saiful Anwar, salah satu pengendara motor asal Lamongan.
Lantaran kemacetan arus lalu lintas sangat parah, banyak pengemudi kendaraan besar yang turun dari kemudinya untuk beristirahat. Mereka tampak duduk di median tengah jalan sembari menunggu antrean kendaraan bisa terurai.
Kasatlantas Polres Gresik AKP Agung Fitransyah mengatakan selain perbaikan jalan, kemacetan juga dipicu oleh jalan yang digunakan dua jalur tersebut ambles. Tentu saja, banyak pengendara menghindari jalan ambles tersebut.
“Ada jalan yang ditutup pasir ambles, tadi sudah saya minta kontraktor untuk menambah dan memadatkan pasir terssbut agar bisa dilewati,” kata Agung, Rabu (26/10/2022).
Selain itu, lanjut Agung, pihaknya menyarankan pengendara agar tidak terjebak kemacetan di jam tertentu dengan melintasi jalur alternatif. Mulai dari jalan raya Cerme tembus sampai Mantup, Lamongan atau melintasi jalan raya Pantura di Manyar, Gresik hingga Paciran, Lamongan.
“Kita lakukan berbagai upaya seperti pengalihan arus, contra flow, dan menindak terhadap pengemudi yang ngeblong. Sebab itu menambah kemacetan semakin panjang,” tambah Agung.