LAMONGAN, Matajawatimur.com –
Keluh kesah para pemilik warung ini sebenarnya sudah bukan menjadi rahasia lagi, kong kalikong antara pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan pribadi kepada masyarakat yang ingin mendirikan di sepanjang jalan laras liris kelurahan Tumenggungan Lamongan harus mengeluarkan uang dahulu agar bisa mendirikan usaha warung.
biaya sewanya untuk satu tahun mencapai Rp 1.500.000; (satu juta lima ratus rupiah) hingga Rp 2000.000; (dua juta rupiah) yang harus dibayar, kepada oknum yang mengaku dari satpol pp ujar salah satu pemilik warung yang meminta agar dirahasiakan identitasnya.
“Kalau mulai warung saya ini sampai ke utara belum terbentuk paguyuban, akan tetapi kalau disebelah selatan itu sampai mentok sudah terbentuk paguyuban pak”, pada saat ditanya lagi oleh awak media ini, sampean bayar sewanya kepada siapa buk?, “Tidak tahu pak, karena yang bayar itu adikku entah bayar kesiapa”, kata pemilik warung yang tidak mau disebut namanya.
Staf bagian pemerintahan juga didampingi Satpol PP kelurahan memberi keterangan bahwa pihak kelurahan tidak tahu apa apa soal warung tersebut, dan keterangan bagian pemerintahan di kelurahan tersebut keteranganya dikuatkan oleh Satpol PP, “memang benar selama ini pihak kelurahan tidak tahu menahu atau tidak pernah ngurusi urusan warung tersebut pak”, keterangan Satpol PP kelurahan. Dan menurut keterangan dari staf bagian pemerintahan tersebut menyarankan untuk konfirmasi ke Dishub dan Satpol PP kabupaten.
Kemudian awak media ini lakukan konfirmasi kepada Ka Satpol PP Jarwito melalui WA mengatakan: tidak tahu tentang adanya sewa menyewa tempat untuk didirikan warung yang ada di kelurahan Temenggungan tepi kali dan ditepi jalan raya Temenggungan, kemudian Jarwito mengarahkan supaya minta keterangan kepada pihak kelurahan, dan disuruh menanyakan langsung kepada pemilik warung mereka bayar kepada siapa.
Kalau memang itu benar adanya sewa menyewa tempat untuk mendirikan warung yang ada di jalan raya Temenggungan tersebut jelas itu pungli, apalagi nominalnya hingga mencapai juta’an rupiah dalam setiap warung, padahal disepanjang jalan Temenggungan ada puluhan warung kopi
(Tim)