Lamongan, matajawatimur.com || Dugaan Pungutan Liar (pungli) di lingkungan Sekolah Kembali Mencuat, kali ini terjadi kepada sekolah SMP Terpadu Nurul Ummah Sukomalo Kedungpring Lamongan.
Berdalih untuk pembayaran PMI dikertas lembaran diberikan rincian nominal yang harus dibayar sebesar Rp 50.000 dan masih ada lagi uraian pembayaran yang berdasarkan keterangan para siswa tidak jelas bentuk kegiatannya.

Salah Satu Siswi kelas tiga Nofa mengatakan, dirinya pernah menanyakan kok banyak Bu? Malah dibalas dengan bully an didepan siswi lain dengan kata-kata yang kasar ( sekolahe mbahmu to kok ra mbayar iku) padahal disini nofa termasuk siswa yang kurang mampu.
Klarifikasi kami lakukan kepada kepala sekolah SMP Terpadu Nurul Ummah Sukomalo Kedungpring Lamongan Imam Waras Spd, dan tanpa bisa menjelaskan kenapa ada iuran PMI beliau nya hanya bisa mengatan maaf dan berharap permasalahan ini jangan sampai di publikasi.
Dalam persoalan pungli ini, pihak sekolah bisa dijerat dengan Pasal 12 huruf e UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (tipikor).
“Penyelenggara pendidikan yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya, memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, bisa kena itu oknum,” ujarnya.
Oknum tersebut bisa dipidana dengan pidana atau Penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun serta pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar. (Red)