Tuban- matajawatimur.com || Terkesan asal-asalan dalam realisasi bantuan swakelola pompanisasi Kementan yang disalurkan melalui dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tuban, kurang matangnya persiapan dalam pengelolaan bantuan tersebut terlihat dari tidak adanya spek pembuatan rumah diesel yang masing-masing dari poktan penerima tidak memiliko kesamaan dan terkesan asal jadi saja.
Beberapa contoh bangunan disini berbeda beda ukuranya, tidak ada standart baku dalam penentuan material maupaun ukuran diduga menjadi sarana empuk untuk mendapatkan keuntungan secara pribadi bahkan terstruktur, karena indikasi ini sangat kuat kita temukan saat survey bangunan di beberapa desa.
Rata-rata dari beberapa ketua kelompok tani mengaku sudah di survey oleh dinas ketahanan pangan pertanian dan perikanan kabupaten tuban, mereka mengaku sudah sesuai RAB yang diberikan dinas meskipun ukuranya hanya 2×2 saja mereka mengaku ini disurvey oleh dinas terkait dan tidak ada masalah, hal ini diungkapkan oleh yanto ketua kelompok tani desa kujung kecamatan widang pada Rabu (21/08/2024).
Berbeda lagi dengan rumah pompa yang ada di desa sumberejo kecamatan widang tampak hanya terbuat dari kerangka besi yang diberikan lapisan galvalum saja tanpa menggunakan tembok sehingga perkiraan biaya bisa lebih murah.
Dari anggaran Rp 120.000.000 ini akan diterima oleh poktan untuk digunakan sebagai pembelian Pompa air, instalasi air, pemasangan instalasi listrik dan pembangunan rumah pompa yang diduga kuat menjadi sarana bancakan dengan cara mark up anggaran, hal ini menjadi sorotan salah satu anggota LSM GMAAS Tuban dan akan mengirimkan surat Audience untuk mensikapi hal tersebut,m. (Red)