Lamongan, Matajawatimur.com – Baru selesai dikerjakan tiga minggu yang lalu tembok penahan tanah di dusun polaman desa bluluk kecamatan bluluk kabupaten Lamongan sudah pecah dan patah pada bagian atas bangunan, hal ini menjadi keluhan warga sekitar yang pada Senin (24/07/2023) saat ditemui media matajawatimur.com.

Proyek pembangunan ini terkesan sembunyi-sembunyi karena tidak adanya papan informasi tentang proyek tersebut berasal dari mana dan menggunakan dana apa, disisi lain warga sekitar pun merasa tidak tau Kalau proyek tersebut anggaranya berapa, volume dan panjangnya berapa.
Bahan baku tembok penahan tanah (TPT) dusun polaman desa bluluk ini terlihat menggunakan batu putih biasa yang tidak lazim digunakan untuk sebuah bangunan tpt, bahkan terkesan minim menggunakan semen, sehingga baru tiga Minggu jadi sudah pecah-pecah.

Saat kami mencoba konfirmasi ke kepala Desa Bluluk, melalui WhatsApp membenarkan kalau ada pembangunan TPT di desa polaman dengan menggunakan Dana BKPD, ” P0laman kwi bkpd yo drong caer” ungkap kades Purwanto.
Proyek pembangunan tembok penahan tanah (TPT) tersebut sudah sangat menyalahi UU No 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, Perpres nomor 70 tahun 2012 tentang Pemasangan papan plang proyek wajib dan keppres nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
“Bahwa hal ini juga bertentangan dengan Perpres No 54/2010 dan Perpres No 70/2012 tentang pengadaan barang dan jasa yang mewajibkan tiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara harus memasang papan nama proyek(Red)