Gresik | matajawatimur – Banyaknya aspal bergelombang dan ambles di Jalan Raya Daendels, Manyar, penghubung Gresik-Lamongan membuat warga jengah. Hal tersebut diduga karena banyaknya truk kelebihan muatan yang melintasi jalanan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur Sentot Wijayanto menduga rusaknya jalan itu karena banyaknya truk dari Java Integrated and Ports Estate (JIIPE) yang overload.
“Memang ini diduga ada aktivitas pengangkutan material timbunan kendaraan berat melebihi kapasitas muatan kendaraan atau overload di kawasan JIIPE,” kata Sentot, Selasa (12/7/2022) kemarin.
Sentot juga mengatakan akan banyaknya dump truk bermuatan material dari kuari (tempat pengambilan material) menuju ke JIIPE.
Saat itu pihaknya sudah pernah melakukan rapat bersama pihak-pihak terkait seperti Satlantas Polres Gresik, Dishub Gresik, termasuk perwakilan dari JIIPE.
Ia menjelaskan hasil rapat itu menyimpulkan perlunya sejumlah tindak lanjut JIIPE agar membuat kesepakatan dengan sejumlah pihak agar kendaraan muatan yang keluar masuk sesuai batasan.
“Perlu kesepakatan dengan pihak manajemen supplier dan tenant, agar kendaraan muatan yang keluar masuk dari JIIPE sudah sesuai batasan MST dalam UU 22/2019 tentang LLAJ, yaitu 10 Ton. Kalau lebih, kan, enggak boleh melintas,” ujarnya.
Di dalam rapat itu, kata Sentot, JIIPE juga mengakui saat ini membutuhkan material penimbunan yang cukup besar sehingga banyak kendaraan yang overload.
“Kemarin juga disampaikan saat rapat ada kapasitas muatan kendaraan yang overload melebihi berat yang ditentukan yaitu 10 ton. Dari informasi yang kami terima memang JIIPE butuh material penimbunan yang besar,” kata Sentot.
Humas JIIPE Mifti Haris mengaku tidak mengetahui persoalan tersebut. Menurutnya, ia tak memiliki kapasitas hal tersebut.
Terutama berkaitan dengan kerusakan Jalan Manyar yang diduga disebabkan banyaknya dump truk yang keluar masuk dari JIIPE.
“Kenapa saya? Ngapunten saya tidak punya kapasitas menanggapi terkait jalan,” kata Mifti.
Saat ditanya apakah pihak JIIPE menyiapkan timbangan atau akan melakukan pengawasan beban muatan dump truk yang selama ini keluar masuk membawa material.
Ia mengatakan bahwa JIIPE bukanlah lembaga pengawas. “JIIPE bukan lembaga pengawas,” kata Mifti. (Red)