Tuban – Matajawatimur.com | Saat Tema Besar Peringatan 77 Tahun Republik Indonesia “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat” bertolak belakang dengan apa yang dirasakan oleh para Petani dan Nelayan kabupaten Tuban, mereka harus dihadapkan dengan kelangkaan BBM Jenis solar sehingga aktivitas melaut mereka harus berhenti. Begitu pula pertanian yang membutuhkan solar untuk menggerakkan sarana irigasi mereka.
Maraknya penyimpangan penjualan BBM jenis solar bersubsidi di berbagai SPBU sepanjang Jalan Pantura dan beberapa wilayah Kecamatan di Kabupaten Tuban kepada para mafia yang masih terpantau lancar hingga saat ini semakin melebar kearah dugaan isu suap kepada para petugas Pertamina piminan SPBU oleh para mafia.
Jika masyarakat umum membeli dengan harga Rp 5.150,- per liter, para mafia ini membeli dengan harga 5.350,- per liter. Fantastis bukan, ada selisih Rp 200,- per liter? Bayangkan saja jika dalam sehari terbeli 6 ton atau 6000 (enam ribu) liter per hari, betapa berlipat ganda keuntungan tambahan para petugas SPBU ini diluar harga dasar yang ditetapkan pemerintah.
isu suap tentang perbedaan harga jual kepada para mafia penggarong solar bersubsidi ini juga tergolong fantastis jika dibandingkan dengan harga jual kepada pembeli lainnya, dalam arti masyarakat umum
Seorang pelaku penggarong solar asal Surabaya yang enggan disebutkan namanya membenarkan hal tersebut, melalui Voice Massages kepada wartawan (18/08/2022). Bahkan pihaknya menyatakan bahwa selain selisih harga yang mencolok, beberapa petugas Pertamina pengawas SPBU di Tuban ini pun menerima kucuran dana segar dengan nominal sekitar Rp 2.000.000.,- (Dua Juta Rupiah) per bulan. Lumayan, tinggal hitung saja dengan berapa mafia mereka berkonspirasi.
“Kita Off Pak, tapi ada kok pemain disana, untuk pembelian itu terkadang 5.350 kadang juga 5.400, ya tergantung. Untuk bulanan mereka saya kasih 2 juta Pak, semua sama,” kata sumber tersebut.
Penasaran dengan keterangan itu, pewarta pun bergerak menuju lokasi SPBU bernomor 54-62303 yang beralamatkan di Pereng Kecamatan Jenu, juga di SPBU bernomor 54-62311 yang berada di Ketapang Kecamtan Tambakboyo. Ternyata benar saja, pada kedua SPBU tersebut nampak beberapa perengkek dan mobil jenis pick-up bermuatan beberapa drum ukuran 60 liter yang ditutup terpal sedang mengantri, kuat dugaan mereka adalah para pekerja oknum mafia penggarong solar bersubsidi yang beraksi seperti apa yang disampaikan oleh Si sumber.
Sementara itu beberapa oknum petugas Pertamina pimpinan SPBU dengan inisial On dan Pj yang diduga menerima suap dari para mafia tersebut, tidak menjawab saat dikonfimasi wartawan melalui saluran telfon What’sApp maupun pesan singkat. (team/red).