Lamongan, Matajawatimur.com | Proyek tembok penahan tebing (TPT) Desa Miru, Kecamatan Sekaran, diduga memakan tanah warga. Hal tersebut membuat warga berada di wilayah TPT meradang, sedangkan pemerintah desa (pemdes) dan pelaksana sampai saat ini belum melakukan komunikasi dengan warga, Warga merasa tidak diberi tahu terkait desain konstruksi. Padahal, proyek tersebut sudah berjalan beberapa minggu ini.

salah satu warga merasa tanahnya terserobot proyek menyayangkan tidak adanya komunikasi di awal. Tidak ada kesepakatan bahwa tanahnya akan dilibatkan proyek. Ada beberapa warga desa yang merasa tanahnya di serobot oleh pemerintah Desa Miru.
‘’Sebagai salah satu warga terdampak, berharap agar warga Desa Miru tidak ada dirugikan dari proyek ini,” ungkapnya.

Saat awak media matajawatimur.com melakukan cros cek dilapangan terlihat tumpukan batu kumbung di lokasi pembangunan dan sepertinya bangunan tpt sebelumnya dipindahkan agak kedalam sehingga lebar bangunan juga berubah dari ukuran sebelumnya.
Kepala Desa (Kades) Miru Nahnul saat kami konfirmasi melalui whatsapp tidak menjawab dan memilih bungkam, terkait pelaksanaan pembangunan TPT yang dikelola oleh pemdes miru
YN salah satu warga Desa Miru menyayangkan perencanaan pembangunan TPT tanpa koordinasi dengan pemilik sawah sedangkan dalam pembangunan tersebut memakan tanah warga. Hal tersebut membuat desas desus dan resah warga, ungkapnya. (Red)