Lamongan, Matajawatimur.com | Membaiknya kembali harga tembakau membuat masyarakat Jatipayak tersenyum bahagia, hal yang sama dirasakan sebagian besar masyarakat Kecamatan Modo, Selain itu panen raya kali ini sangat berdampak terhadap perekonomian warga.
Kepala Desa Jatipayak Kecamatan Modo Tony Yasak mengatakan harga panen tembakau di wilayah setempat cukup bagus yakni mencapai Rp50 ribu lebih per kilogram di tingkat petani.
Menurut dia, kemarau panjang tahun 2023 membawa berkah bagi para petani tembakau di Desa Jatipayak khususnya. Cuaca panas yang terus menerus menjadikan kualitas tanaman tembakau lebih baik, sehingga hasil panen dan harga juga meningkat. saat ini harga per Kg nya capai 51 ribu sampai dengan 54 ribu.
“Alhamdulillah petani tembakau kita mengalami kenaikan harga saat panen, saat ini harga tembakau capai 50 ribu sampai dengan 54 ribu. Dan harga tersebut bersifat merata di seluruh wilayah Lamongan,”
Tony Yasak yang juga Kepala Desa Jatipayak, menyatakan hasil panen tembakau di desanya tahun ini luar biasa dan berdampak signifikan terhadap perekonomian warganya, apalagi Jatipayak merupakan sentra petani tembakau dan 80% sebagai petani tembakau.
“Alhamdulillah panen tembakau tahun ini bisa memberi perubahan signifikan kepada masyarakat Desa Jatipayak, terlihat di depan rumah warga mulai ada material-material berupa pasir dan batu kumbung yang nantinya akan digunakan untuk memperbaiki rumahnya”.
Ia berharap pemerintah pusat maupun daerah untuk lebih memberdayakan para petani tembakau. Sebab, sumber dana sudah jelas di Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sesuai peraturan Menteri Keuangan Tahun 2023, alokasi 25 persen untuk kesehatan, 25 persen untuk pemberantasan rokok ilegal, dan 50 persen untuk petani.
Selain harga jual yang tergolong tinggi, luas tanam tembakau juga terus bertambah. Terhitung hingga Juli lalu terdapat 7.490 hektar tembakau, dan data terakhir menunjukkan angka 8.337 hektar tembakau di Kabupaten Lamongan.
“Selain harga jual yang tinggi, tahun ini juga mengalami peningkatan luas tanam tembakau Lamongan meningkat 50%, jika dibandingkan tahun 2022,” ungkap Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kabupaten Lamongan Mohammad Wahyudi
Wahyudi mengatakan tingginya nilai jual tembakau tentu akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani tembakau, terutama di 8 kecamatan yang menjadi daerah penghasil tembakau terbanyak di Kota Soto yaitu Kecamatan Ngimbang, Mantup, Sambeng, Sukorame, Bluluk, Modo, Kedungpring, dan Sugio.
Danbulan Oktober ini merupakan masa akhir panen tembakau untuk semua varietas yang ada di Lamongan meliputi varietas Jawa Manilo, Jawa Jinten, dan Virginia.