BOJONEGORO | Matajawatimur.com – Beberapa perguruan silat di Kelurahan Ledok Wetan dan Ledok Kulon, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro melaksanakan deklarasi perdamaian dan kerukunan, bertempat di Halaman Gedung Serba Guna Bojonegoro. Minggu (13/11/2022).
Deklarasi diikuti oleh 4 organisasi pencak silat, diantaranya PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Pusat Madiun, PSHW (Persaudaraan Setia Hati Winongo) Tunas Muda Madiun, IPS NU Pagar Nusa dan PO (Pencak Organisasi).
Acara yang digagas oleh Karang Taruna Ledok Kulon dan Ledok Wetan tersebut, bertujuan untuk menyamakan Visi dan Misi, bahwa seluruh anggota pencak silat harus guyub rukun untuk membantu memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.
Ugik Sugiharto salah satu penggagas kegiatan menyampaikan, bahwa dengan deklarasi dan terbentuknya Paguyuban Ledok Kampung Pesilat ini diharapkan mampu memberikan yang terbaik bagi Masyarakat.
“Di Ledok terdapat beberapa perguruan silat dan selama ini selalu hidup rukun, bahkan selalu bersama sama membantu kegiatan masyarakat, baik kegiatan kelurahan maupun kegiatan sosial,” Ujarnya.
Selain itu, Ugik menyampaikan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana mempererat silaturahmi, sehingga dapat membantu dan mempermudah dalam penyelesaian masalah-masalah yang timbul dikalangan bawah agar tidak melebar dan berlarut-larut.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua BKP (Bojonegoro Kampung Pesilat) Wahyu Subakdiono, yang diwakili oleh Sasmito Anggoro menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan positif tersebut.
“Berawal dari Ledok ini, kami berharap selanjutnya akan tumbuh dan bergulir ke wilayah yang lain, sehingga tercipta tali silaturahmi antar perguruan yang ada, dan dengan kebersamaan itu akan dapat mengurangi (mengantisipasi) gesekan yang akan terjadi,” papar Sasmito.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan pesan dari Ketua BKP, bahwa para oknum anggota silat yang masih tergabung dalam komunitas agar segera berhenti, karena komunitas dalam perguruan silat yang dibentuk oknum-oknum tersebut, dapat menciptakan egoisme dan tindakan yang bertentangan dengan organisasi atau perguruan.
Seringkali gesekan dan juga sikap rasis dilakukan oleh anggota oknum perguruan pencak silat yang tergabung dalam komunitas, selain itu penggunaan atribut komunitas juga berdampak bagi gangguan Kamtibmas yang ada.
“Mari kita tinggalkan yang bukan ajaran pencak silat, kita kembali ke atribut pakem yang menjadi kebanggan perguruan masing-masing, dan sebab itulah yang mampu menyatukan kita semua meski dari perguruan yang berbeda,” ungkapnya.
Sementara itu, Luki salah satu tokoh pemuda Ledok yang turut hadir dalam deklarasi mengatakan, pihaknya mendukung penuh kegiatan tersebut demi terciptanya sinergitas sesama pesilat dan juga masyarakat umum.
“Seperti yang disampaikan oleh rekan-rekan tadi, ini adalah deklarasi bersama untuk menciptakan perdamaian antar pesilat, dan juga menjadikan Bojonegoro sebagai kota kondusif,” pungkasnya. [i1/**]