Lamongan | matajawatimur.com – Aksi eksploitasi alam yang terjadi di Desa Ganggangtingan, Kecamatan Ngimbang, dirasa masyarakat menambah parah kerusakan jalan penghubung antar Desa di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Pasalnya, selain menambah parah kerusakan jalan penghubung antar Desa, kegiatan ilegal di bidang pertambangan tanah hurug tersebut dapat berjalan lancar lantaran disinyalir ada beking dari oknum Aparat Penegak Hukum.

Selain itu, alat berat yang beroperasi di lokasi tambang ilegal tersebut dikabarkan milik, MN.
Dituturkan Priyadi, Kepala Desa Ganggangtingan, kegiatan pertambangan tersebut memang belum memiliki dokumen perizinan secara resmi. Hanya saja pihak pengusaha atas nama Toni, berkenan menghurug jalan berlubang dan bergelombang.
“Setahu saya tidak ada kontribusi kepada Pendapatan Asli Desa (PAD). Hanya saja pihak pengusaha mau membantu hurug jalan yang rusak.” jelasnya, 20 Agustus 2022.

Sebelum aktifitas pengrusakan alam itu berlangsung, lanjutnya, terlebih dahulu ada semacam kesepakatan antara pihak pengusaha tambang dengan perangkat Desa.
“Ketika datang ke saya pihak pengusaha hanya membawa surat pemberitahuan yang ditandatangani Kasun (Kepala Dusun) dan Perangkat Desa. Kalau saya gak ikut tandatangan ya enak, soalnya mereka itu perangkat saya .” imbuhnya,
Sementara menanggapi aktifitas ilegal itu, Kapolres Lamongan melalui Kasat Reskrim AKP Komang Yogi Arya Wiguna , S.I.K.,M.H beralasan, akan melakukan kroscek mengenai adanya informasi aktifitas tambang tersebut
“Trimakasih infonya saya cek dulu ya terkait info tersebut.” singkat Kasat Reskim saat di konfirmasi melalui sambungan pesan Whatsapp (Red_Tim)